SELAMAT DATANG DI DESA BANDUNGSARI

Bandungsari-Ku (Desa Kami - Nu Kami - Jeung Kami)

Bandungsari merupakan salah satu desa yang terletak di sebelah selatan Kecamatan Banjarharjo dan masuk wilayah Kabupaten Brebes. Jumlah penduduk 5550 (laki-laki 2552 dan perempuan 2998). Luas wilayah 1658 Ha) Sebagian penduduk bermata pencaharian petani, dan sebagian menjadi pekerja bangunan di Jakarta. Bandungsari kini dipimpin oleh "kuwu" Abdul Kodir.

18 Desember 2009

Brebes Kembangkan Dua Desa Wisata

BERITA - jawa.infogue.com - BREBES, - Pemerintah Kabupaten Brebes akan mengembangkan dua desa wisata di wilayah tersebut, yaitu Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan dan Desa Bandungsari, Kecamatan Banjarharjo. Kedua desa tersebut dinilai potensial sebagai desa wisata, karena memilik i produk-produk unggulan, serta tingkat pemberdayaan masyarakatnya tinggi.

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata, Budaya, dan Olahraga Brebes, Supriyono, Kamis (3/12) mengatakan, Desa Pandansari akan dikembangkan sebagai daerah agrowisata, karena memiliki potensi pertanian dan peternakan yang tinggi. Sementara, Desa Bandungsari memiliki potensi kerajinan dan industri, di nya industri keramik.

Saat ini, rencana pengembangan dua desa wisata tersebut sudah diusulkan ke pemerintah pusat. Pemerintah daerah juga menyiapkan dana pendampingan untuk proyek tersebut. Diharapkan pada 2010, dua desa wisata tersebut dapat terwujud.

Pertanian Andalan

Kepala Desa Pandansari, Kecamatan Paguyungan, Kamdo menuturkan, luas lahan pertanian di wilayah tersebut mencapai sekitar 770 hektar. Hampir semua masyarakat di wilayah tersebut mengandalkan hidup dari sektor pertanian. "Kalau tanaman andalan di sini kentang," ujarnya.

Produksi kentang di wilayah tersebut mencapai sekitar 4.620 ton sekali musim tanam (tiga bulan sekali). Selain kentang, tanaman lain yang potensial di wilayah tersebut, yaitu wortel dan kobis.

Selain bercocok tanam, sebagian besar masyarakat juga memelihara ternak, meliputi sapi, kambing, dan kelinci. Oleh karena itu, warga sangat antusias untuk mewujudkan desa tersebut sebagai agrowisata. "Sekarang kami sudah mulai untuk ternak, dengan membuat kompleks pemeliharaan sapi. Sudah ada 35 ekor," tuturnya.

Rencananya, desa wisata juga akan dilengkapi dengan bumi perkemahan dan kebun strawberi. Pembuatan bumi perkemahan bekerja sama dengan perhutani dan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), serta Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Brebes. Bumi perkemahan akan dibangun pada lahan seluas 50 hektar, di Dukuh Kalikidang.

Pengembangan desa wisata di Desa Pandansari juga diharapkan menjadi daya dukung objek wisata Kebun Teh Kaligua, yang terletak di wilayah tersebut. Yang Menjalankan Tugas (YMT) Andministratur Perkebunan Teh Kaligua, Petrus Budiman mengatakan, pihaknya sangat mendukung pengembangan agrowisata di Desa Pandansari. Selain potensi pada desa tersebut sangat besar, keberadaan agrowisata diharapkan mampu melengkapi keberadaan objek wisata kebun teh Kaligua.

Selama ini, jumlah kunjungan wisata kebun teh Kaligua pada hari-hari biasa mencapai sekitar 80 orang per hari. "Sementara pada hari Minggu atau libur, jumlah pengunjung mencapai sekitar 200 hingga 300 orang per hari. Wisata sayuran potensinya besar sekali. Kalau bisa dikaitkan, akan luar biasa," kata Petrus.

sumber : http://jawa.infogue.com/brebes_kembangkan_dua_desa_wisata_

10 Juni 2009

SD & MTs Mau Liburan

Ada berita singkat yang dikirim oleh teman saya yang menetap di Bandungsari. Teti Marlina namanya, dia sekarang mengabdi menjadi guru MTs di Sindangraja. Semenjak sekolah dasar sampai SMA saya dan dia selalu bersama terus.

Berita yang dia sampaikan katanya SD Bandungsari 1 dan MTs Sindang raja mau mengadakan liburan. Mungkin kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu libur. Cek bahasa bandungsarina mah, "barudak sakola rek piknik". Adapun waktunya sebagai berikut, kalau SD Bandungsari 1 tanggal 14 Juni 2009 mau ke Purwahamba Indah (deukeut ujur wa piknikna ge). Sedangkan MTs Bandungsari mau pergi ke Bandung (lumayanlah ka bandung mah, rada keren).

Coba saya selipkan berita duka, salah satu tokoh masyarakat bandungsari (tepatnya Sindangraja) yaitu Pak Biin, telah meninggal. Tepatnya kapan saya lupa, yang pasti saya dapat sms pemberitahuan itu kemarin.

Itu aja dulu beritanya..gimana ada yang mau memberi kabar tentang bandungsari??? sms aja ke no 081548865435

06 Juni 2009

Ditangkap Polisi saat Akan Nikmati Malam Pertama

BREBES - Cita-cita Herwanto (22) mempersunting gadis Desa Bandungsari, Kecamatan Banjarharjo, Brebes, akhirnya terwujud. Sayang, ketika akan menikmati malam pertama sehabis pesta pernikahan, Herwanto harus berurusan dengan polisi.

Lelaki asal Desa Kemukten, Kecamatan Kersana itu diduga telah bersekongkol menghabisi nyawa Carmudin (25), teman dekatnya. Peristiwa pembunuhan terjadi 7 April 2001, di depan rumah bau Jawid Desa Dukuhtengah, Ketanggungan. Sehabis itu, Herwanto kabur ke Lampung. Tak betah di rantau, dia pulang kampung dan menjadi santri di salah satu pondok di Desa Bandungsari, 17 km dari rumahnya.

''Saat menjadi santri, saya berkenalan dengan Esih Haryati. Kemudian 12 Februari lalu resmi saya nikahi. Tetapi belum sempat menikmati malam pertama, esoknya dijemput petugas,'' paparnya.

Herwanto mengaku, dua tahun lalu bersama Dulgoni menghabisi teman akrab yang menjadi kepala suku para preman di Dukuhtengah. Mengapa dia tega menghabisi kepala sukunya? Lelaki bertampang ganteng itu mengatakan, karena kerap diperlakukan tak mengenakkan.

''Dia kalau nyuruh saya seenak sendiri. Misalnya, memalak bakul cabai, pemilik toko, dan sebagainya,'' tuturnya.

Kelompok Preman

Carmudin, Herwanto, dan Dulgoni adalah kelompok preman yang biasa meminta ''uang keamanan'' pada pedagang kecil di pasar maupun toko-toko sekitar Ketanggungan, Kersana, dan Tanjung. Jarang di antara mereka berani melawan, karena Carmudin selaku kepala suku suka nekat melukai korbannya.

Pada 7 April 2001, Dulgoni dan Herwanto cekcok mulut dengan Carmudin. Hal itu diketahui bau Jawid, sehingga mereka bertiga digiring ke rumah aparat desa tersebut.

Pulang dari rumah bau Jawid, Dulgoni dan Herwanto yang sudah menyiapkan senjata tajam di balik bajunya langsung menghabisinya dengan cara menusuk dada dan punggung hingga seketika tewas di tempat kejadian.

Setelah kejadian itu, Herwanto dan Dulgoni kabur ke Lampung. Herwanto menjadi buruh kasar di perkebunan kopi, sedangkan Dulgoni mencari pekerjaan sendiri. Rupanya menjadi buruh kasar tak betah, Herwanto pulang kampung.

Kapolres Brebes AKBP Drs Bambang Purwanto SH MSi melalui Kasatserse Iptu Eko Hadi Prayitno mengatakan, dari hasil pemeriksaan, tersangka satu kali menusukkan pisau di dada kiri. Barang bukti pisau kini masih dalam pencarian karena oleh tersangka dibuang di sungai.(wh-74)


Sumber : Suara Merdeka

03 Mei 2009

Berita Bandungsari dulu

Catatan : Ini berita yang dulu sempat dimuat di harian Suara Merdeka, walaupun bukan berita baik, tapi hal ini bisa jadi pembelajaran yang bagus buat desa Bandungsari untuk berbenah diri dan melakukan perbaikan

Selasa, 15 Agustus 2006
Kades dan Sekdes Bandungsari Ditangkap
  • Gelapkan Raskin 1,8 Ton

BREBES - Kades Bandungsari, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Ahmad Jalis Supandi (56) dan Sekdes Musthohid (52) kemarin ditangkap polisi. Keduanya dituduh menggelapkan beras bagi rakyat miskin (raskin) sebanyak 1,8 ton dengan cara menjualnya kepada pedagang.

Selain keduanya, jajaran Polres Brebes juga menangkap Tobar alias Embi (48), warga Desa Kertasari, Kecamatan Banjarharjo, selaku pembeli barang tersebut. Dari tangan tersangka, polisi mengamankan satu ton beras dan satu unit mobil pikup L300 nomor polisi B-9867-PG, yang digunakan mengangkut beras. Kini tiga tersangka ditahan di Mapolsek Brebes.

Di depan penyidik, Ahmad Jalis Supandi mengaku, penjualan raskin itu dilakukan sebanyak dua kali. Pertama, pada jatah raskin bulan Juli sebanyak delapan kuintal. Beras itu dijual Sekdes atas sepengetahuan dirinya kepada Tobar dengan harga Rp 2.000/kg.

Kemudian, pada jatah raskin bulan Agustus sebanyak satu ton, juga dijual kepada Tobar dengan harga sama. Total beras yang dijual 1,8 ton. "Dari penjualan pertama kami mendapatkan uang Rp 1,6 juta, dan yang kedua Rp 2 juta," tuturnya.

Menurut dia, hasil penjualan raskin pertama digunakan membangun pintu pagar masjid desa Rp 800.000. Sisanya, Rp 800.000 disetorkan untuk pembayaran raskin tersebut.

Sementara, hasil penjualan kedua menurut rencana digunakan untuk pembangunan pintu pagar balai desa senilai Rp 1,7 juta. Namun, hal tersebut belum sempat dilaksanakan, karena Tobar belum memberikan uang pembayaran. Bahkan, pihaknya kini terburu ditangkap polisi.

"Saya melakukan ini memang secara sepihak bersama Sekdes. Ini terpaksa kami dilakukan karena swadaya masyarakat desa sangat sulit. Padahal, pembangunan mendesak dilakukan," ujarnya.

Pria yang telah menjadi Kades selama 13 tahun tersebut mengungkapkan, setiap bulan desanya menerima jatah raskin sebanyak 4.695 kg bagi 475 keluarga. Setiap keluarga, menerima sebanyak 10 kilogram. Namun pada kenyataannya, karena masyarakat mendesak dibagi rata mereka hanya menerima lima kilogram.

Kapolres Brebes AKBP Drs Agus Sukamso MSi mengatakan, kasus penjualan raskin tersebut terbongkar setelah jajarannya mendapat laporan warga yang menyatakan di Desa Bandungsari ada beras raskin tak dibagikan. Bahkan, ada juga yang dijual oleh Kades dan perangkatnya.

Mendapat informasi tersebut, petugasnya melakukan penyelidikan, dan ternyata benar. "Kades dan Sekdes kami tangkap di rumahnya, sedangkan Tobar ditangkap di jalan desa bersama barang bukti yang akan dijual ke luar kota," paparnya.

Menurut dia, penggelapan raskin dengan cara menjualnya tersebut bukan kasus pertama yang ditangani Polres Brebes. Kasus sama pada bulan Mei lalu juga terjadi di Desa Igir Klanceng, Kecamatan Sirampog.

Di desa itu, sebanyak 3,5 ton raskin dijual oleh kades. Dalam kasus tersebut, pihaknya mengamankan seorang tersangka, yaitu Kades Igir Klanceng. "Kini berkas kasus tersebut sudah kami masukan ke kejaksaan," ujarnya.

Akibat perbuatannya, tiga tersangka, diancam pasal berlapis. Yaitu, Pasal 8 Undang-Undang No 20 Tahun 2001 tentang Korupsi, dan subsider Pasal 372 KUHP mengenap penggelapan dengan ancaman minimal tiga tahun serta maksimal 15 tahun. (bs-54)

Alamat aslinya bisa dibuka di :

http://www.suaramerdeka.com/harian/0608/15/pan03.htm

18 Maret 2009

Tujuh Kios Pasar Bandungsari Terbakar

* Kerugian Capai Rp 100 juta

BREBES - Tujuh kios di Pasar Desa Bandungsari, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes terbakar Selasa malam (11/3). Sumber api diduga berasal dari sisa lilin di salah satu kios yang digunakan untuk penerangan saat listrik di wilayah itu padam.

Ketujuh kios itu adalah milik Sohid (47), Mahrudin (41), Muklis (48), Ny Dede (45), M Toha (49), Nasir (20) dan Dede (45). Meski tidak ada korban jiwa, tetapi kejadian itu menyebabkan pedagang rugi hingga Rp 100 juta. Sebab, seluruh dagangan mereka ikut ludes terbakar.

Informasi Suara Merdeka di lapangan menyebutkan, sebelum kejadian listrik di Desa Bandungsari padam. Kali pertama api muncul dari kios bensin milik Mahrudin, sekitar pukul 18.30. Tak berselang lama, api semakin membesar dan merambat ke beberapa kios lainnya. Melihat itu, ratusan warga berusaha memadamkan api agar tidak merambat ke bangunan lain.

”Api menjalar sangat cepat. Saat itu, listrik di desa kami padam. Untuk penerangan, seorang pemilik kios menyalakan lilin. Namun, tak disadari lilin menyambar bensin yang dijualnya hingga menyebabkan pasar kebakaran,” ujar Kepala Desa (Kades) Bandungsari, Abdul Kodir kepada wartawan, Rabu (11/3).
Dipadamkan
Menurut dia, kobaran api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 21.30. Api berhasil dipadamkan secara manual oleh ratusan warga. Mereka bahu membahu menyiramkan air dengan ember ke pusat titik api. ”Dari hasil pendataan kami, total kios yang terbakar sebanyak tujuh unit,” terangnya.

Kepala Kantor Kesbangpol dan Linmas, Pemkab Brebes, Drs Rais Khana melalui Kasi Linmas, Mujahidin mengatakan, total kerugian akibat kebakaran itu diperkirakan mencapai Rp 100 juta. Kerugian terbesar berasal dari barang dagangan milik pedagang yang ludes. Api cepat menjalar ke kios lain, karena bangunan kios hanya semipermanen yang sebagian terbuat dari kayu. ”Kebakaran ini terjadi diduga dari sisa lilin untuk menerangi salah satu kios,” ujarnya.

Sementara itu, Kasat Reskirm Polres Brebes, AKP Sugeng SH mengatakan, dari hasil pemeriksaan lokasi kejadian, kebakaran terjadi diduga akibat kelalaian. Sebab, salah seorang pemilik menempatkan lilin untuk penerangan di dekat bensin yang dijualnya. Akibatnya, api menyambar bensin hingga menyebabkan kebakaran. ”Kejadian ini masih kami selediki,” katanya. (H38-52)

(Berita dari suara merdeka)


Berita lainnya klik di
http://www.koranlokal.com/news.php?no=577313
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/12/11093851/campur.sari

17 Maret 2009

Foto-Foto Bandungsari

Pendidikan Formal dan Informal






































Fasilitas Desa Bandungsari









































Kegiatan Ekonomi & Politik































Keindahan Alam






























Mengenal Bandungsari Lebih Dekat

Nama Desa : Bandungsari
Jml Penduduk : 5550 Jiwa (Laki-laki 2552 jiwa), (Perempuan 2998 jiwa)
Luas Wilayah : 1658 Ha
Luas Sawah : 233 Ha
Luas Darat : 191 Ha
Jumlah KK : 1656 KK


Bandungsari adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Banjarharjo, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Bandungsari mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan daerah sekitarnya (Banjarharjo Selatan). Selain dikelilingi oleh pemandangan alam yang cukup indah, bandungsari juga menjadi tempat yang paling sentral diantara desa sekitarnya. Beberapa karakteristik dan keistimewaan Bandungsari dibanding dengan daerah sekitarnya :

EKONOMI

Salah satu potensi ekonomi desa Bandungsari adalah kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, daerah tersebut diberinama "nyagak", daerah ini strategis ini karena ada tiga jalur yang bisa dihubungkan. Pertama jalur ke Banjarharjo (ibukota kecamatan), kedua jalur ke kecamatan Salem, dan ketiga Jalur ke kecamatan Cibingbin. Tempat "nyagak" menjadi istimewa karena menjadi pusat urat nadi kehidupan ekonomi yang memberi penghasilan ke banyak orang, hal itu dikarenakan ada pasar yang dinamakan Pasar Pon dan Kliwon. Pasar ini tidak beroperasi tiap hari, tapi hanya hari-hari tertentu saja mengikuti/sesuai keterangan yang ada di kalender. Seperti pasar pada umumnya, disini pun kita akan menjumpai berbagai aneka kebutuhan pokok yang akan diperjual-belikan. Ada beberapa toko-toko klontong yang menjadi Agen penyalur untuk daerah sekitarnya, diantaranya Toko Adi, Toko Kamal. Selain itu juga ada Ada toko jajanan, ada bengkel motor yang sudah lama berdiri (walaupun sekarang sudah banyak menjamur). Bahkan sekarang masyarakat semakin termudahkan untuk membeli keperluan di luar kebutuhan pokok, karena di bandungsari sudah ada Dealer motor milik Rusman, yang selain menjual motor juga menjual barang-barang elektronik. Bila ingin belanja pakaian anda bisa berkunjung ke toko ACI, nama toko yang diambil dari inisial pemiliknya (Ahmad (alm), Caswati & Ida) disana anda bisa belanja pakaian dengan model terbaru (promosi dikit sebab masih baraya) Sehingga semakin memudahkan bagi warga sekitar Bandungsari memenuhi kebutuhan. Tentunya hal ini akan semakin menggeliatkan roda perekonomian desa-desa disekitarnya.

FASILITAS

Desa Bandungsari terkenal karena mempunyai fasilitas yang lengkap, mulai dari fasitas pendidikan, kesehatan, fasilitas lain yang menunjang perekonomian.

Di bidang pendidikan, mulai dari SD, MI, SLTP dan MTS bahkan sekolah kejar paket semuanya ada. Di level pendidikan dasar ada SD I Bandungsari (Kepala Sekolahnya Pak Ruswadi, bapaknya Ana) yang berada tepat di persimpangan nyagak, selain itu ada SD II Bandungsari & SD III Bandungsari yang berada di dukuh Badodon & Cacaban. Selain itu bagi anda yang mau lebih religius bisa menyekolahkan anak anda di MI Sindang Raja. Di level Sekolah Lanjutan, bandungsari punya SMP 3 Banjarharjo, sekolah yang sudah cukup lama berdiri & sudah banyak menghasilkan lulusannya. Pada level ini juga ada MTS yang letaknya di Sindang raja dengan Kepala Sekolah Sakrib Abdul Azis (klo skrng masih ya...). Selain sektor pendidikan formal, desa bandungsari masih mempunyai pendidikan non formal. Adalah pesantren Bustanul falah tempat bagi para santri untuk mengaji dan menimba ilmu. Pendiri dari pesantren ini adalah Alm. KH Khusnan Muktar. Terakhir yang sangat disayangkan adalah Bandungsari belum mempunyai SMA, jadi biasanya untuk bisa bersekolah di level itu, maka banyak siswa-siswa yang "hijrah" ke Brebes untuk bisa bersekolah di tempat favorit mereka.

Untuk fasilitas kesehatan, sudah sejak dulu bandungsari punya Puskesmas, namun sayang setahu saya sampai sekarang belum ada dokter jaga (klo sudah ada bisa kasih tau namanya disini ya..). Tapi kabar baiknya di Bandungsari juga sekarang sudah ada dokter yang praktek, walaupun bukan orang asli Bandungsari kehadirannya diharapkan banyak membawa manfaat bagi warga sekitar.

Sementara untuk lembaga lain yang menunjang kegiatan ekonomi lainnya, di desa bandungsari ada bank BRI unit. Jelas ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat setempat melakukan transaksi perbankan. Selain bank, di bandungsari juga ada Koperasi Unit Desa. Berita baiknya adalah dengan adanya KUD ini akan memudahkan masyarakat dalam membayar tagihan listrik, selain juga ada fasilitas lain yang bisa ditawarkan. Salah satu fasilitas dibidang kesehatan yaitu Puskesmas juga sedang dibangun, tentu bangunannya lebih bagus dan lebih memadai.

WISATA

Bandungsari mempunyai daerah wisata yang tidak kalah menarik dengan waduk malahayu, yaitu daerah yang disebut "Pasir Ipis". Bahkan konon sekarang jumlah pengunjungnya melebihi obyek wisata Malahayu. Mungkin karena relatif murah untuk bisa mengakses tempat ini jadi biasanya pada waktu liburan tiba, banyak pemuda dan pemudi menghabiskan waktu disana. Jelas kondisi ini akan menguntungkan bagi penduduk sekitar yang menjadi penjual dadakan. Tapi masih sangat disayangkan, potensi yang besar itu masih belum bisa dikembangkan dengan baik. Ini terlihat dari belum adanya fasilitas yang bisa dimanfaatkan menjadi sumber penerimaan desa. Semoga potensi alam ini akan bisa teroptimalkan suatu saat nanti...Amien

Contact Us

Apabila mau menghubungi admin blog ini
Bisa ke alamat,
a.n Guntur Novizal
Alamat Bandungsari
RT 04/01 Bandungsari, Banjarharjo
Brebes 52265

Alamat Lain,
Jln Pinang II RT 02/03 No 17
Pondok Cina, Beji, Depok
16424

Hp : 081548865435 (GSM)
Hp : 021-93597747 (CDMA)
email : desa@bandungsari.tk /
gun@gunturnovizal.tk