SELAMAT DATANG DI DESA BANDUNGSARI

Bandungsari-Ku (Desa Kami - Nu Kami - Jeung Kami)

Bandungsari merupakan salah satu desa yang terletak di sebelah selatan Kecamatan Banjarharjo dan masuk wilayah Kabupaten Brebes. Jumlah penduduk 5550 (laki-laki 2552 dan perempuan 2998). Luas wilayah 1658 Ha) Sebagian penduduk bermata pencaharian petani, dan sebagian menjadi pekerja bangunan di Jakarta. Bandungsari kini dipimpin oleh "kuwu" Abdul Kodir.

10 Juni 2009

SD & MTs Mau Liburan

Ada berita singkat yang dikirim oleh teman saya yang menetap di Bandungsari. Teti Marlina namanya, dia sekarang mengabdi menjadi guru MTs di Sindangraja. Semenjak sekolah dasar sampai SMA saya dan dia selalu bersama terus.

Berita yang dia sampaikan katanya SD Bandungsari 1 dan MTs Sindang raja mau mengadakan liburan. Mungkin kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu libur. Cek bahasa bandungsarina mah, "barudak sakola rek piknik". Adapun waktunya sebagai berikut, kalau SD Bandungsari 1 tanggal 14 Juni 2009 mau ke Purwahamba Indah (deukeut ujur wa piknikna ge). Sedangkan MTs Bandungsari mau pergi ke Bandung (lumayanlah ka bandung mah, rada keren).

Coba saya selipkan berita duka, salah satu tokoh masyarakat bandungsari (tepatnya Sindangraja) yaitu Pak Biin, telah meninggal. Tepatnya kapan saya lupa, yang pasti saya dapat sms pemberitahuan itu kemarin.

Itu aja dulu beritanya..gimana ada yang mau memberi kabar tentang bandungsari??? sms aja ke no 081548865435

06 Juni 2009

Ditangkap Polisi saat Akan Nikmati Malam Pertama

BREBES - Cita-cita Herwanto (22) mempersunting gadis Desa Bandungsari, Kecamatan Banjarharjo, Brebes, akhirnya terwujud. Sayang, ketika akan menikmati malam pertama sehabis pesta pernikahan, Herwanto harus berurusan dengan polisi.

Lelaki asal Desa Kemukten, Kecamatan Kersana itu diduga telah bersekongkol menghabisi nyawa Carmudin (25), teman dekatnya. Peristiwa pembunuhan terjadi 7 April 2001, di depan rumah bau Jawid Desa Dukuhtengah, Ketanggungan. Sehabis itu, Herwanto kabur ke Lampung. Tak betah di rantau, dia pulang kampung dan menjadi santri di salah satu pondok di Desa Bandungsari, 17 km dari rumahnya.

''Saat menjadi santri, saya berkenalan dengan Esih Haryati. Kemudian 12 Februari lalu resmi saya nikahi. Tetapi belum sempat menikmati malam pertama, esoknya dijemput petugas,'' paparnya.

Herwanto mengaku, dua tahun lalu bersama Dulgoni menghabisi teman akrab yang menjadi kepala suku para preman di Dukuhtengah. Mengapa dia tega menghabisi kepala sukunya? Lelaki bertampang ganteng itu mengatakan, karena kerap diperlakukan tak mengenakkan.

''Dia kalau nyuruh saya seenak sendiri. Misalnya, memalak bakul cabai, pemilik toko, dan sebagainya,'' tuturnya.

Kelompok Preman

Carmudin, Herwanto, dan Dulgoni adalah kelompok preman yang biasa meminta ''uang keamanan'' pada pedagang kecil di pasar maupun toko-toko sekitar Ketanggungan, Kersana, dan Tanjung. Jarang di antara mereka berani melawan, karena Carmudin selaku kepala suku suka nekat melukai korbannya.

Pada 7 April 2001, Dulgoni dan Herwanto cekcok mulut dengan Carmudin. Hal itu diketahui bau Jawid, sehingga mereka bertiga digiring ke rumah aparat desa tersebut.

Pulang dari rumah bau Jawid, Dulgoni dan Herwanto yang sudah menyiapkan senjata tajam di balik bajunya langsung menghabisinya dengan cara menusuk dada dan punggung hingga seketika tewas di tempat kejadian.

Setelah kejadian itu, Herwanto dan Dulgoni kabur ke Lampung. Herwanto menjadi buruh kasar di perkebunan kopi, sedangkan Dulgoni mencari pekerjaan sendiri. Rupanya menjadi buruh kasar tak betah, Herwanto pulang kampung.

Kapolres Brebes AKBP Drs Bambang Purwanto SH MSi melalui Kasatserse Iptu Eko Hadi Prayitno mengatakan, dari hasil pemeriksaan, tersangka satu kali menusukkan pisau di dada kiri. Barang bukti pisau kini masih dalam pencarian karena oleh tersangka dibuang di sungai.(wh-74)


Sumber : Suara Merdeka